Menuju gelap

Review/preview - Issue - News - Comments - Mind words

Saturday, August 01, 2009

Saatnya membeli emas !!

Browsing kesana-kemari, cari-cari barang - peripheral komputer, melihat daftar harga berbagai macam merek dan spesifikasi. Begitu melihat harga yang dimiliki, setelah dikonversi ke rupiah, Buset !! yang bener aja. Perasaan kemarin rupiah menguat deh ...

Mungkin dampak krisis ekonomi global ini memang belum bisa diatasi sepenuhnya oleh seluruh negara, bahkan negara2 maju sekalipun. Apalagi Indonesia yg masih berstatus negara berkembang. Harga bahan baku yang naik turun seenaknya, sedangkan harga jual gak bisa seenaknya seperti itu membuat beberapa perusahaan depresi, colapse, lalu bangkrut. Tak peduli perusahaan besar sekalipun.
Semuanya kini berpikir 7 kali untuk berimprovisasi bisnis, berinvestasi, dan berkorelasi.
Melihat berita terbaru di TVone dan MetroTV mengenai gejolak suhu di bursa efek Jakarta, pasar saham, Forex, dan harga valas. Bisa terbayangkan betapa dag dig dug - menegangkan sekali bagi para petarung dan petaruh dibidang tersebut.

Mungkin, saatnya kembali belajar cara berinvestasi model lama - tentunya dengan sistem lebih maju teknologi hari ini.
Kita semua tahu bahwa barang yg memiliki nilai susut terkecil di dunia ini adalah emas dan tanah (properti). Di Gold Coin - Aurum Advisors anda akan menemukan bahwa cara investasi terbaik, teraman dan ternyaman saat ini adalah dengan memiliki emas.
Boleh dibilang, Indonesia belum memiliki budaya membeli dan menumpuk emas di sebuah penyedia jasa penyimpanan. Tapi insting investasi dng emas adalah naluri alamiah orang melayu.

Jadi, kenapa ragu atau memilih cara investasi yang beresiko? Tentukan jaminan keamanan dan kenyamanan investasi anda dengan emas, jika untuk membeli tanah harus berbelit-belit dng notaris dan makelar busuk.
Baca lebih lengkap di situs yang membahas tentang emas, dan hal2 yg berhubungan dengan logam mulia tersebut, seperti juga koin emas. Tidak ada satu orang sukses dimanapun yang tidak punya investasi emas !! Kita bisa menganalogikan begitu jika bercermin pada film2 Holywood.

Tidak perlu pasang mata 24 x 7 untuk memeriksa naik turun indeks saham, posisi dolar ada dimana, atau bagaimana nasib saham anda yg dipertaruhkan kepada broker yg belum anda kenal, belum jelas kredibelitasnya.
Anda bisa tinggal melihat harga tukar emas, di Indonesia - di dunia. Mudah !!

Dan, saya lalu teringat bahwa dari dulu - hadiah atau piagam penghargaan untuk para juara dan yg berprestasi selalu terbuat dari emas. Bukan dari berlembar-lembar berkas saham atau brosur tentang Forex dan Valas.
Berawal dari sejarah dengan filosofi tinggi dan hikmah yg berguna, bukan resiko tinggi.

So, make your future as bright as a gold, as shine as a golden coin in the chest of pirates.

Friday, July 03, 2009

Golput itu Penakut !!

Kenapa saya bilang Golput itu penakut? Mereka kan hanya tidak memilih/mencontreng saja kan?

Ups, mungkin perlu diperjelas dulu bahwa Golongan terbagi menjadi 3.
- Golongan pekat/hitam : yang dengan tegas menunjukkan sikap dan pilihan mereka,
- Golongan abu-abu : mereka yang bisanya cuma manut dan ngedumel dibelakang,
- Golongan putih : mereka yang tidak mau campur tangan karena tidak punya sikap.

Berhubungan dengan Pemilu Presiden 8 Juli 2009 besok, golongan2 tersebut sudah saling bermekaran dan bersemi bagaikan jamur. Mereka yg berani dengan tegas menentukan sikap dan pilihan sudah terlihat jelas. Bahkan omongannya pun sering terdengar membosankan karena sering melakukan persuasi.
Sedangkan yang ragu2, mungkin hanya akan memilih capres yang sedia memberi dana segar. Atau mungkin ngikut orang lain nyontreng yang mana.
tapi, mereka yg sok suci. Begitu apatis dan skeptis terhadap ketiga calon hanya akan menghujat dan mencela.

Mereka yang sok bersih, dan merasa benar itu sebenarnya hanya penakut saja. berkedok dengan hujatan dan celaan pada semua capres.
Setidaknya saya menemukan beberapa faktor kenapa mereka menjadi Golput.

1. Trauma dengan pemerintah lama, apatis dengan paradigma atau sosok capres yang ada. Nah, kalo orang begini tipe orang yang pengen ngikut kuasa dan tenar aja.

2. Takut pilihannya salah ketika ternyata capres yang dia pilih tidak bisa mewujudkan janji dan impian masyarakat. Ini tipe orang yang nggak mau bertanggung jawab.

3. Takut pilihannya kalah dalam pemilu. Wah, kalo ini alasan paling nggak masuk akal ! menyerah sebelum bertarung.

4. Tukang pamer. Mereka yang ingin terlihat "beda" karena tidak memilih, sesumbar kemana-mana. Orang seperti ini sedang dalam masa puber dan pencarian jati diri.

5. Alasan pekerjaan. kalau yang ini bisa sedikit dimaafkan. Mungkin sedang giliran piket saat jam pengambilan suara.

6. Tidak terdaftar dalam DPT. Bagaimana kerja KPU ini?

Dengan analogi : "Wajib bagi yang mampu".
memilih pemimpin juga wajib bagi yang mampu. Mampu dalam pengertian punya hak pilih (syaratnya apa saja, tentu kita sudah tau)
Mampu karena Negara sedang mengadakan hajatan penting. hajatan yang menentukan arah dan pola perkembangan negara 5 tahun ke depan.

Sekarang semakin jelas bahwa alasan menjadi Golput adalah sangat mengada-ada.
Setidaknya ada sedikit rasa simpatik pada salah satu calon, pilihlah ! meski mungkin dia tidak sesuai kehendak anda.
Karena menjadi Golput karena tidak memilih sama dengan menjadi penakut untuk memajukan bangsa. Dan tentu saja lari dari tanggung jawab sebagai warga sangat tidak etis.
Terlebih lagi menghindar dari amanah agama melalui pemerintah, adalah dosa.

Apalagi alasan untuk menjadi Golput ?
Ingat, 8 Juli contreng salah satu calon. Untuk Indonesia yang lebih baik !

Asuransi yang serba gampang

suatu hari, blogwalking kesana-kesini, browsing nggak jelas, googling hal-hal yang aneh, aku nemuin satu tag yang menarik perhatian.

Sederhananya adalah sebuah tawaran mengikuti polis asuransi. Tapi ada beberapa kata yang sepertinya janggal disebutkan untuk beberapa perusahaan asuransi yang biasanya hanya mencari untung berdasarkan kondisi pemilik polis saja.

Sebuah program asuransi yang memberi keleluasaan bagi para perokok. Bukankah kita semua tahu bahwa rokok tidak baik untuk kesehatan? Jadi, Kenapa mereka begitu berani menawarkan polis asuransi kepada orang yang sudah "melanggar kesepakatan" untuk menjaga kesehatan ?

Asuransi bagi penderita Diabetes. Kita semua tahu bahwa penyakit diabetes adalah penyakit yang memiliki prosentase penyebab kematian terbesar (akibat komplikasi dengan penyakit lain). Lalu, kenapa mereka bertaruh pada para pesakitan yang bisa dibilang sudah bisa ditebak sampai kapan umurnya.

Mungkin secara global, di situs Advantage life Insurance menyatakan bahwa mereka tidak melakukan tes kesehatan. Tentu saja hal ini berdasarkan beberapa syarat yang berlaku. kalau tidak, bisa jadi orang sekarat ikut polis ini.
Tapi setidaknya, promo semacam ini menarik banyak minat untuk bergabung karena kemudahan dan praktis-nya bergabung untuk mendapatkan polis asuransi.

Kemudian tentang aset berharga yang bisa di-asuransi-kan. Baru kali ini aku tahu ada program asuransi buat benda yang sudah telanjur digadaikan. Gila !! Terus, bagaimana jaminan mereka ? Tidak mungkin hanya saling percaya saja ?
Ada beberapa hal2 yang perlu dijadikan landasan mengenai ini, dan tentu saja hal ini tetap membuat orang tertarik untuk mungkin mengasuransikan mobil mereka meski surat kepemilikannya masih dalam status gadai.

Mengenai harga bersaing, pajak rendah, biaya lainnya yang pas dengan seluruh orang dari segala lapisan ekonomi merupakan hal biasa ditawarkan. Yang jadi perhatian, ya hal-hal yang disebut diatas tadi.

Buat kalian yang cari polis asuransi, dan mungkin gak percaya dengan perusahaan asuransi lokal yang sering bermasalah dengan perihal likuiditas, kenapa nggak lihat dan coba polis dari mereka ?

Tuesday, May 19, 2009

Konspirasi Politik Kontroversi

Pemberitaan mengenai persiapan pemilihan presiden Indonesia 2009 - 2014 sedang memenuhi beberapa media massa dan layar kaca, bersaingan dengan pemberitaan isu2 selebriti kita.
Tarik ulur kesepakatan, konspirasi antar pihak, politik dagang sapi : lu jual gue beli, sampai intrik2 tak kasat mata para kuli berita.
Sepertinya, Indonesia sedang berkiblat pada adegan2 kontroversi yang mampu menarik begitu banyak perhatian publik. Lihat betapa kasus Antasari Ashar begitu mencengangkan hukum Indonesia yg sedang belajar.

Isu tarik ulur PKS dari koalisi dng partai Demokrat, perpecahan di kubu PAN, gegap gempita suasana pendaftaran JK-Win, hingga panas dan alotnya kesepakatan yg akhirnya sukses menjadi Mega-Pro.
Seperti panggung sandiwara di kancah politik, bersaing dengan sinetron2 Indonesia yg nggak bermutu. Indonesia masih dalam tahap pembelajaran politik dan demokrasi, jadi sah-sah saja jika blunder sana-sini, lompat sana-sini, dengan tujuan mencari posisi aman dan terjamin.

Siapa bilang PKS haus kekuasaan dan terlalu memikirkan pemilu 2014 ? Tentu saja semua pihak yg bertanding sangat haus kekuasaan, karena mereka semua bertanggung jawab dng janji2 mereka. dan bagaimana mereka bisa bertanggung jawab kalo tidak punya kuasa utk itu.

Siapa bilang PAN sudah pecah? mereka hanya berbagi sikap politik untuk mendapatkan posisi aman dan empuk. Untuk apa membeli Pizza Hut yg mahal kalo cuma dapat sedikit? kita bisa membeli bakso, mie ayam, sate, soda gembira, es teler dng total harga yg sama.

Lalu untuk apa semua drama politik itu?
Tentu saja semua itu hanya intrik untuk menyedot banyak perhatian publik, agar membekas dihati betapa perjuangan koalisi "demi rakyat" yg mereka bangun itu sangat berat.
Gegap gempita JK-Win yg begitu menunjukkan seolah mereka cekatan dan tangkas mengelola pemerintahan secekatan mereka mendaftar di KPU. Iring-iringan pendukung mereka tak ubahnya karnaval yg sok pamer.
SBY-Berbudi begitu halus membuat kontroversi dng memainkan koalisi seolah bubar, lalu kembali lagi. Bukankah ini seperti drama cinta remaja, ketika sebuah pasangan diuji hingga nyaris putus, tapi akhirnya tetap utuh dan bahagia selamanya. fuh ...
Tampaknya Mega-Pro sedikit kalah dalam beradu kontroversi untuk menarik perhatian publik. Alotnya kesepakatan antara Megawati dan Prabowo seperti cerita cinta segitiga. Sayangnya, terlalu banyak cerita semacam itu, dan penonton sudah jenuh dng alur cerita seperti itu.

Akhir kata, kembali kepada kita warga Indonesia yg cerdas dan bijaksana. Tentukan pilihan anda dengan cermat. Karena pertaruhan kita untuk selama 5 tahun ke depan akan lebih berat.
Jangan berpendapat memilih calon yg paling sedikit kisah kelam/kontroversi-nya, karena mereka semua sama2 manusia yg juga punya catatan kelam, dan kekurangan seperti kita.

Maju Indonesia !!

Wednesday, May 06, 2009

Setelah KPU, giliran KPK ...

Gegap suasana pasca PEMILU 9 April 2009 mulai surut terdengar. Setelah hasil perhitungan digital yg berbeda dengan hasil perhitungan secara manual. Yg salah yg mana?
Sekarang perhitungan hasil pemilu dilakukan secara tertutup di kantor pusat KPU di Jakarta, setelah selama beberapa hari dibuka. Partai Demokrat memimpin secara ironis diperhitungan digital. Ini berkat buaian strategi BLT yg melenakan para konstituen. Akhirnya masyarakat lebih memilih siapa yg mampu memberi mereka kenyamanan secara finansial, bukan jaminan masa depan negara.
Yg nggak jauh dari prediksi, PDI-P bergelora diperhitungan manual. Secara eksplisit akan jelas2 terlihat bahwa simpatisan fanatik (entah itu simpatisan rasional ato simpatisan buta) PDI-P diseluruh Indonesia menjadi paling kuantitatif. Ironi tentang seorang wanita dan seekor banteng liar.

Tapi semarak dan gaung perhitungan hasil pemilu itu kian surut terdengar, dan porsi berita di media massa pun makin berkurang. Ada apa? Apa warga Indonesia sudah pesimis dan apatis dengan hasil dari pemilu terkacau sepanjang sejarah Indonesia ini?
Ternyata kekacauan kinerja KPU telah ditutupi oleh borok KPK yang terkuak dengan sukacita dan penuh kerelaan oleh sang ketua, Antasari Ashar.

Setelah memberi dobrakan dahsyat di dunia persilatan pemberantasan korupsi di Indonesia, setelah menggiring beberapa nama besar ke hadapan meja hijau dengan kasus2 menghebohkan, kini giliran sang ketua "the coruptor slayer" ini yg tersangkut kasus lumayan heboh. Tersangka dalang pembunuhan .... What a h*** was going on?

Seperti retorika permainan kata2 verbal yg pernah aku tanyakan pada teman2 ku dulu. Kalo "Razia Senjata Tajam", berarti yang dirazia adalah orang2 bersenjata tajam. Sedangkan "Razia Premanisme, berarti yg dirazia adalah preman2 yg berkeliaran.
Sekarang, dikantor polisi lalu lintas ada papan bertuliskan "Razia Polisi". Itu yang dirazia apa? siapa? kenapa? bagaimana?
Apakah polisi juga patut dirazia karena dikawatirkan melakukan tindakan2 yg berbahaya bagi korps, nusa - bangsa dan keluarga?

Jadi mungkin perlu diadakan sidak dadakan seperti yg sempat digalakkan KPK terhadap beberapa institusi pemerintah. Semestinya KPK sendiri juga perlu untuk disidak, karena nggak menutup kemungkinan bahwa setiap lini unsur pemerintahan memiliki peluang untuk diselewengkan.

Terlepas dari tindakan preventif tentang penyelewengan apapun di pemerintah, bagaimana dengan kasus besar yang sedang menimpa lembaga pemerintah tersebut. Tersiar kabar bahwa kasus ini membawa motif asmara dan wanita ...

fiuh, setelah KPU (Komisi Paling Upil), sekarang giliran KPK (Komisi Pengganggu kredibilitas) ...

Wednesday, April 08, 2009

Apa kabar KPU ?

Apa kabar KPU hari ini? Aku dengar dari beberapa berita yg tersiar di televisi, membaca berita koran belakangan ini. Sepertinya KPU pada PEMILU periode 2009 ini adalah KPU terburuk dalam sejarah PEMILU Indonesia. Benarkah demikian ?

Melihat track record dari KPU, sepanjang sejarahnya memang baru kali ini kita mendapatkan kondisi pemilu terburuk dan paling tidak siap. Mulai dari logistik yang kurang memadai maupun kurang memenuhi syarat. Kurang sigapnya anggota KPU maupun Panwaslu menyikapi beberapa kejadian maupun pelanggaran Pemilu.
Sedari Pemilu pertama dilangsungkan (tahun berapa ya?), mungkin memang baru kali ini jumlah keteledoran kegiatan KPU begitu kentara terlihat oleh masyarakat umum.
Disamping karena teknologi komunikasi dan informasi yang lebih membumi, hal ini jelas2 dikarenakan oleh kecerobohan KPU yg sudah keterlaluan.
Kenapa ya saya bisa berani ngomong begitu ekstrim? Lagipula mungkin kalo saya jadi anggota KPU, belum tentu pekerjaan saya bisa sempurna. Saya ini cuma tukang kritik yg asal ngomong aja.

Setiap malam saya menonton berita MetroTV dari jurnalis Media Indonesia yang begitu pedas mengkritik kondisi persiapan Pemilu dan kegiatan praktik para partai peserta pemilu 2009. Apa2 saja pelanggaran yg sudah dilakukan, tindakan2 apa saja yg menyalahi UU pemilu, persiapan apa saja yg belum memadai guna pelaksanaan pemilu nantinya.
Katanya Pemilu kali ini adalah pemilu paling berantakan sepanjang sejarah berdirinya republik Indonesia. Sebagai negara demokrasi terbesar di dunia, rupanya kita masih begitu amatir mempersiapkan pesta demokrasi demi perkembangan dan pembangunan negara ini.

Yang ingin saya tanyakan, apa sanksi bagi para pelanggar UU Pemilu? apa cuma hukuman pidana dan denda? bagaimana bila sang pelanggar itu punya uang banyak untuk memberi jaminan, dan kebetulan dia tercatat mendapat suara memadai untuk menjadi wakil rakyat?
Lalu bagaimana dengan sampah2 yang bertebaran di sepanjang jalan dan tempat2 umum? apakah tidak ada tindakan represif dari panwaslu dan KPU ? trus ngapain aja mereka?
Dengan proses penerimaan anggota KPU yang begitu dahsyat dan ketat, apa yang dihasilkan? adalah sejarah buruk bagi KPU dan proses demokrasi Indonesia.

Bisa2 nya jumlah DPT sama dengan jumlah penduduk diwilayah tertentu. Apa bayi yang masih bau susu juga mempunyai hak pilih? atau jenazah2 yg sudah tinggak tulang belulang juga masih mempunyai hak pilih? hiiiii .... ngeri.

Sekali lagi, saya ini cuma tukang kritik yang bisa cuma asal njeplak. nggak mikir nggak tanggung jawab. Semoga kritik ini bisa sebagai cambuk untuk memicu kesigapan menjadi lebih baik. Amiin.

Maju Indonesia !!

Monday, March 30, 2009

Api dalam internal partai

Melihat perkembangan yang terjadi menjelang Pemilu 2009 ini, saya menemukan suatu hal yang bisa berdampak positif dan negatif.
Lihatlah betapa besar antusiasme rakyat untuk terjun ke dunia politik sebagai wakil rakyat. Ini menunjukkan bahwa demokrasi di Indonesia sudah semakin dewasa dan terbuka. Kita bisa dengan terang2-an melihat dan menimbang siapa saja yang menjadi calon wakil kita di kursi DPRD maupun DPR RI.
Dan tentu saja dengan terbukanya siapa-siapa yg menjadi calon wakil rakyat, memberikan peluang untuk kita sebagai rakyat dari lapisan bawah untuk mendekatkan diri untuk memberikan apresiasi dan pengharapan ke depannya.

Yang mungkin tak kasat mata adalah dengan semakin banyaknya calon, bahkan dari satu partai sendiri bisa menjagokan beberapa nama untuk menjadi pilihan rakyat, justru memicu perang terbuka antar simpatisan calon dan calon itu sendiri.
Jelas, mereka yg terdaftar dikertas suara itu memiliki misi tersendiri, mengemban amanat dari rakyat disekitarnya, dan tidak menutup kemungkinan memiliki niatan tertentu untuk menjadi anggota legislatif. Pengen jadi orang besar, peluang dapet sabetan besar, kekuasaan dan kehormatan. Ini persaingan bukan semata demi masyarakat lagi, tapi juga konfrontasi besar pribadi masing2 nama tersebut.

Proses pendekatan rakyat lapisan bawah pun bukan serta merta hanya ber-apresiasi dan memberi pengharapan.
Di suatu malam saya "diculik" oleh teman2 desa, pergi ke suatu rumah milik seorang caleg. Memang pada malam itu sedangkan diadakan open house alias sarasehan sebagai simbol bahwa caleg tersebut dekat dengan wong cilik, dan mungkin bisa siapa saja.
Tapi toh, wong2 cilik ini tidak datang untuk pulang dengan tangan hampa. Memang bukan amplop berisi lembaran uang atau merchandise khusus. Melainkan sebuah ide untuk membuat kegiatan usaha yang dimodali oleh beliau. Money politics !!
Memang tidak semua orang seperti itu, dan tidak semua caleg demikian. tapi hal ini merupakan cerminan nyata dari salah satu calon wakil rakyat.

Kakak saya pernah diminta bantuan untuk mensosialisasikan seorang caleg untuk diperkenalkan di wilayah desa saya, dengan tujuan untuk memenangkan mayoritas suara. Segepok uang senilai 20 juta sudah ditawarkan sebagai uang lelah. Setelah rapat keluarga, sepakat untuk menolak tawaran itu. Konsekuensi berat dan perasaan terikat menjadi alasan kuat kami.
Selang beberapa hari, tetangga kami muncul dengan motor baru dan menceritakan asal muasal rejeki yang dia peroleh. Setelah dia selesai bercerita, segera kami ungkap yang sebenarnya.

Bahwa dasar penolakan kami adalah, mafia pemilu di desa kami sudah mengunci perolehan suara hanya untuk 2 partai dan hanya untuk 2 caleg. Ketika ada caleg lain berusaha menyusup dan menyela, dia hanya akan buang2 tenaga, dana dan waktu. Bahkan caleg yang merupakan putra daerah kami pun tidak punya cukup peluang untuk mendapat suara besar dikandangnya sendiri.

Perlu dicermati bahwa perang bukan hanya karena mereka berbendera yang berbeda, tapi karena nama yang mereka usung berbeda. Ini seperti perang antar suku. Meskipun bendera mereka sama Merah Putih, tapi marga yang mereka punya berbeda bisa menjadi hal lumrah jika berseteru karena hal yang sepele.

Indonesia, Indonesia ... beragam aneka warna dalam negeri belum mampu berpadu untuk saling membangun dan mendukung.
Belajar menjadi negara besar, belajar menjadi negara bermartabat ! Maju Indonesia !!!

Sunday, March 29, 2009

Masih money poltics ?

Genderang kampanye terbuka yang terus berkumandang menjelang hari Pemilihan Umum dilaksanakan menghasilkan berbagai respon untuk masyarakat pada umumnya. Sebagian menganggapnya sebagai bahan tontonan dipinggir jalan, sebagian pro-aktif bergabung dalam aksi kampanye, sebagian lain merasa terganggu dengan wara-wiri serta gemuruh suara yang menyebalkan. ada pula yang acuh tak acuh terhadap kampanye2 itu. Seperti saya misalkan.

Sebagai seorang ketua organisasi muda-mudi di desa, saya menjadi kail untuk merebut massa di daerah saya. Mulai dari partai kuning, bergambar matahari biru, si moncong putih, bulan sabit kembar, limas segitiga, sampai partai2 yang gak jelas asalnya.
Dengan jelas saya menolak, karena saya tidak mau menjadi benteng maupun ukuran bagi mereka. Lagipula saya tidak suka dengan keramaian dan persuasi yang ditawarkan. lebih baik saya di rumah, nge-blog, main Facebook, dan melakukan sesuatu hal yang lebih berguna buat saya sendiri.

Tidak ada lagi jaminan (uang lelah) untuk para peserta kampanye bukan merupakan alasan buat saya. Toh, saya mendukung politik bersih tanpa permainan uang dan jujur.
Sekarang sosialisasi partai maupun caleg sudah nggak lagi memberikan uang saku bagi para pesertanya, tapi apakah benar Pemilu 2009 ini bersih dari Money Politics ?

Lihat saja beberapa laporan berita di televisi, betapa bahwa politik uang bisa dilakukan dengan segala cara. Mulai dari membagi handphone, sendok, sembako, sampai hadiah hadir dalam acara panggung. Siapa yang salah? Panitia pelaksana jelas salah. tapi masyarakat juga ikut andil dalam pelanggaran ini.
Kenapa? karena pada dasarnya masyarakat bawahlah yang meminta dan mencari-cari "suapan' tersebut. Ini tentu menjadi dilema bagi para caleg dan panitia kampanye.

Sebagai contoh nyata, dalam suatu rapat muda-mudi ada yang mengusulkan untuk meminta dana pada salah satu caleg untuk dapil daerah kami. Dana itu rencananya akan digunakan untuk kegiatan olahraga dan memperbanyak inventaris organisasi. Terang2-an saya menolak, dan tidak ada tindak lanjut tentang proposal permintaan dana tersebut.
Tapi beberapa hari kemudian, 5 buah bola voli, 2 bola basket, satu net voli, satu net badminton beserta beberapa peser uang tunai datang dengan mengatasnamakan sang caleg.
Kalo ditolak, berarti menolak rejeki dan mencari masalah dengan pembesar daerah. Tapi kalo diterima kok melawan nurani saya. Akhirnya tetap saya terima dengan catatan tidak memberi jaminan suara.

Money politics di masa Pemilu 2009 ini memang tidak begitu gencar dan terlihat kentara ketimbang pemilu2 sebelumnya atau pilkada yang lalu (saya mendapat 100ribu dari calon kepala desa yg tidak saya pilih, dan kini menjadi kepala desa). Sekarang begitu banyak partai dan caleg yang bertarung justru menjadi ajang saling mengintai dan membantai. Siapa yang salah dan lengah, dia akan habis.
Cara terbaik dan teraman untuk dilakukan pun segera mereka temui demi menggapai massa. Membangun koperasi dengan modal besar untuk populasi atau komunitas tertentu, yang intinya sama saja. SHU yg dibagikan itu topeng dari money politics.
Ada yg lebih berhati-hati dengan langkahnya. Dia baru akan memberi konstituen-nya "sesuatu" setelah dia jelas2 terpilih atau dilantik. Usaha bimbingan belajar milik keluarga saya sudah dijanjikan 25 meja, 2 papan tulis, dan buku2 pegangan. Hebatkan?

Sebisa apapun saya berlari dari hiruk pikuk kampanye, sejauh apapun saya mencoba sembunyi dari gemerlap silau pemilu 2009 ini, kenapa masih bisa ditemukan juga?
Saya rakyat yang ingin menggunakan hak pilih dengan baik, supaya tidak menyesal karena memilih orang yang salah, partai yang salah, dan pemimpin yang salah hanya karena sepeser uang yang memang saya butuhkan.
Tapi saya lebih membutuhkan negara yang lebih baik dengan jaminan kesejahteraan rakyatnya.
Bukankah itu lebih afdol?

Maju Indonesia !! jadi negara yang bersih dari penjahat berwajah rupawan.

Tragedi disela gegap gempita kampanye

Setelah sekian lama gak posting, karna sibuk dengan konstruksi blog lain dan juga badan nge-drop gara2 malaria kumat (ada yang tau gimana biar sembuh gak?).
Melihat apa yang terjadi belakangan ini, ketika genderang kampanye terbuka sudah dimulai dan sesuatu hal terjadi pada saudara kita di wilayah Jakarta-Tangerang. Sepertinya adalah sebuah jalan terang bagi para calon wakil rakyat untuk merebut hati dan suara para konstituen-nya (simpatisan).

Kita sudah banyak melihat dan mendengar para pembesar partai berkeliaran di berbagai daerah untuk menebarkan janji dan omong kosong plus sumpah serapah yang nggak jelas masa depannya gimana. Kita sudah melihat peta perjalanan orang2 yang pernah berada di gedung terhormat di Senayan, Jakarta. Kita pun sudah memperoleh hasil dari mereka.
Apa yang sudah mereka buat untuk negara kita ?

John F Kennedy pernah bilang : "Jangan tanyakan apa yang negara berikan untukmu, tapi tanyakan apa yang kau berikan untuk negara ?"
Secara nalar saja bisa kita adaptasikan di negara ini. Boro2 mau ngasih negara sesuatu, buat makan tiap hari aja mesti banting tulang setengah mati !! Itu pun masih dipersulit dengan berbagai kebijaksanaan pemerintah. Mulai dari keputusan tiga menteri tentang hak buruh, hingga pembongkaran paksa lapak2 kaki lima.
Otak mereka ada dimana? Dulu waktu ngemis2 suara rakyat sering mengumbar janji tentang kesejahteraan rakyat dan meningkatkan harkat hidup rakyat kecil, Nyatanya ??!!

Lihat apa yang sudah pemerintah lakukan untuk korban lumpur Lapindo? mereka pusing sendiri karena yang punya adalah Menteri kesejahteraan sosial. Kalo pemerintah memang tegas, beri sanksi pada PT. Lapindo dan atau pemiliknya (nggak peduli siapa pun dia), jual semua aset mereka untuk mengganti hak rakyat Sidoarjo yang sudah "dirampas secara paksa".
Adakah calon wakil rakyat yang berani menjanjikan jaminan masa depan korban lumpur Lapindo? Nol besar. Mereka tahu dan sangat sadar bahwa jika mereka berani menjanjikan itu, mereka akan melawan raksasa bisnis yang juga bercokol di pemerintahan.

Berhadapan dengan tragedi yang baru saja terjadi, tanggul Situ Gintung di tangerang. Oh, Betapa congkaknya sang pemimpin Jakarta yang berkata "Itu kan wilayah Tangerang, biar diurus sama yang berwenang dong...". Apakah "ahlinya" Betawi ini lupa bahwa daerah Ciputat yang notabene menjadi wilayah kejadian dengan korban melimpah itu adalah termasuk wilayah DKI Jakarta?
Untung saja Presiden segera menenangkan massa dengan memberi pernyataan yang lebih cerdas dan menjanjikan. entah itu sebagai propaganda kampanye pemilu atau murni sebagai pekerjaan beliau menjadi presiden.

Sebenarnya salah jika kita mencari simpati dengan menjual kesengsaraan orang lain atau diri sendiri. Macam acara televisi pencari bakat menyanyi untuk anak2 yang justru menjual kisah sedih kontestannya daripada menjual kualitas suaranya.
Sebagai rakyat biasa, kita tidak mau menjadi contoh buruk dan sorotan karena ketidakmampuan kita. betul nggak?
Kita ingin diperhatikan dengan layak, bukan sebagai kelinci percobaan dan atau batu loncatan para calon wakil rakyat. Apa anda ikhlas menjadi batu pijakan mereka? sementara kita tidak memiliki jaminan bahwa mereka akan mengangkat kita dari kubangan dan membersihkan kita dari jejak kaki mereka.

Ah, yang jelas selagi kita menikmati euforia kampanye terbuka dan perang terbuka para caleg, kita diberi kewajiban untuk tetap mawas diri dan bersikap logis.
Jangan gegabah memilih, fanatik buta adalah suatu kesalahan fatal yang menjadikan negara ini semakin terpuruk.

Maju Indonesia, wujudkan Kampanye damai dan bijaksana !!!

Sunday, February 22, 2009

Berebut kursi presiden RI

Lihatlah betapa serunya persaingan dalam kandidasi presiden RI dalam setiap partai politik yang bertebaran di Indonesia. Mau pilih siapa ? ntar dulu, kita mesti nunggu hasil Pemilu episode pertama, partai mana yang menguasai banyak kursi di DPR sana.
Mari kita lihat siapa saja kandidat yang sudah tersiar di media massa. Tapi maaf saja, ini sekedar pendapat pribadi saya.

Sejak pensiun dari gubernur DKI Jakarta, Soetiyoso sudah menyatakan siap untuk menjadi Presiden RI berikutnya. Track record yang dia punya ? lihat saja apa yang sudah buat untuk Jakarta. Ada yang bilang baik, ada yang bilang nggak baik, itu semua pendapat yang relevan. Toh gak semua orang setuju dengan adanya busway, tapi tiap hari naik busway.

Sebagai anak dari presiden pertama, Megawati Soekarnoputri sepertinya hanya menjual wibawa dan kharisma yang diturunkan oleh sang ayah. Track record yang dia punya nggak begitu kentara kecuali beberapa BUMN yang dijual pada pihak asing. Bukan menyalahkan, memang pada kenyataannya BUMN kalo dipegang sendiri oleh negara malah sering merugi, tapi begitu dipegang pihak ketiga, untungnya bisa berlipat-lipat.

Susilo Bambang Yudhoyono masih tercatat sebagai Presiden RI saat ini, beliau belum menyatakan diri untuk maju sebagai calon presiden. Tapi, mau siapa lagi calon dari Partai Demokrat. Sebagai orang yang pernah mencium aroma militer, paling tidak dia bisa menerapkan disiplin dalam bertugas. Meski belum sebaik Pak Harto (saya bukan membela Orde Baru, tapi bandingkanlah tingkat ketegasan kepemerintahan mereka). Track record SBY mungkin masih bisa jelas terlihat oleh mata, 2 kali menaikkan harga BBM lalu menurunkannya sebanyak 3 kali. Tapi toh harga2 kebutuhan pokok tetap merangkak naik.

Jusuf Kalla. Tidak ada satu sisi pun dari beliau yang saya suka. Seorang pengusaha yang memang otaknya cuma berisi tentang cara berdagang. Jadi cara menjalankan pemerintah sebagai pembantu presiden hingga saat ini ia laksanakan seperti memimpin sebuah perusahaan. SBY presdir, JK manajer-nya. Track record yang beliau punya : saya nggak tahu banyak apa saja yang sudah dia perbuat. Yang jelas menyatakan siap menjadi calon presiden dari Partai Golkar di Istana Wakil Presiden merupakan tindakan yang salah tempat.

Sri Sultan Hamengku Buwono X mungkin bukan seorang negarawan. Jadi apa yang beliau buktikan pada perkembangan Yogyakarta bukanlah merupakan cerminan yang cocok. Tapi menurut saya, ketika seorang raja ikut bergabung di percaturan politik negara, kok rasanya seperti menjual negeri (baca : kerajaan) sendiri. Sebagai mantan mahasiswa di Jogja, saya hanya mendukung beliau untuk terus memimpin Jogja, bukan Indonesia. Terlepas dari apakah ia sanggup atau tidak.

Rizal Malarangeng pernah mencalonkan diri sebagai calon presiden independen. Mungkin saya yang buta politik atau bagaimana, saya sendiri belum banyak mendengar tentang beliau kecuali nama saudaranya yang begitu membosankan ketika banyak berbicara. Apalagi, peraturan pemilu kali ini sepertinya memberatkan calon presiden independen. Sanggupkah dia mencari massa?

Sebagai tokoh yang sangat berpengaruh di NU, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pernah mencicipi posisi sebagai Presiden. Track recordnya ? ah, kalo saya bilang yang jelek2 nanti orang2 NU bisa marah dong. Tapi yang jelas, mungkin sedikit mengingatkan tentang ucapan2 Gus Dur yang sering menjadi kontroversi, dilematis dan sembrono. Wah, sebagai pemimpin suatu kaum bolehlah sedikit memancing emosi dan tawa, tapi sebagai pemimpin negara ...

Saya belum mendengar kabar tentang Amien Rais. Apakah beliau juga siap untuk menjadi calon presiden kembali. Saya sebagai alumni sekolah Muhammadiyah, pernah mengikuti beberapa seminar beliau, menilai bahwa ia bukanlah seorang negarawan melainkan cendikiawan. Seperti halnya BJ Habibie, yang merupakan ilmuwan bukan negarawan. Jadi, pendapat2 yang beliau ucapkan adalah suatu wacana yang memang perlu dikaji dan dipahami. yang jadi masalah adalah seorang Presiden bukan dimintai pendapat tetapi keputusan yang bijak dan efisien.

Mungkin itu beberapa kandidat presiden RI yang saya tahu, dan beberapa opini atau penilaian saya terhadap mereka. Bukan menjelek-jelekkan tapi sebagai bahan pembicaraan (semoga bukan merupakan dosa karena membicarakan orang), atau sebagai bahan pertimbangan untuk kita agar tidak memilih pemimpin yang kurang tepat (kalau gak mau dibilang salah).

Sukseskan Pemilu 2009 dengan adil, bijaksana, damai dan tentu saja aman !!!

Friday, February 20, 2009

Rame-rame jadi caleg yuk !!!

Kampanye pemilu 2009 memang sudah dibuka sejak setahun yang lalu, dan para partai pun sudah mengambil ancang2 untuk merebut hati para simpatisan dan warga biasa. Tak lupa para spekulan dan oportunis mencoba mencalonkan diri sebagai wakil rakyat dalam legislatif daerah hingga pusat. Wah, pemilu 2009 ini bisa tercatat dalam rekor MURI dengan jumlah calon legislatif terbanyak dan kertas suara terlebar.

Mempelajari dari perjalanan pemilu tahun 2004 dan kerusuhan yang terjadi selama pemilihan kepala daerah, sepertinya KPU mengambil langkah2 khusus untuk mengantisipasi segala dampak buruk yang mungkin terjadi dari lapisan bawah maupun lapisan atas.
Ambil contoh saja, kasus terpecahnya PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) antara kubu Muhaimin dengan kubu Gus Dur. Atau bercerainya warga PDI Perjuangan yang kemudian membentuk Partai Demokrasi Pembaharuan (salah gak ya, atau Pembaruan).Rata Penuh
Fenomena seperti ini sebenarnya bisa ditebak jika menilik pada potensi masa depan orang2 yang nantinya menjadi wakil rakyat yang duduk di kursi DPR, DPRD I maupun DPRD II. Manusia selalu mencari kuasa, harta dan jaminan hidup (tidak perlu munafik, saya pun pengennya juga begitu).
Siapa sih wakil rakyat yang miskin? melihat gaji per bulannya saja sudah diatas 10 juta, belum lagi tunjangan2 "ajaib" mereka. Apa sempat mereka memikirkan janji yang pernah mereka ucapkan saat masih kampanye, sedangkan saat duduk di kursi empuk nan mahal mereka sibuk mencari cara mengumpulkan uang pensiun atau tambahan modal untuk pencalonan yang akan datang.

Setiap individu dalam partai berlomba untuk menampilkan diri mereka sendiri supaya terlihat dan berkesan pada pendukungnya maupun kalayak luas. Lihatlah ketika SBY memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai Menkominfo karena perbedaan pendapat tentang suatu kebijakan dalam kepemerintahan Megawati Soekarnoputri, lalu membentuk Partai Demokrat yang kemudian menarik perhatian masyarakat banyak. Bahkan Bali yg dulu terkenal sebagai basis PDI Perjuangan pun berubah menjadi kekuatan besar Partai Demokrat.
Seolah belajar dari tindakan "heroik" SBY, para junior2 mencoba mencontoh beliau. Dengan janji muluk dan cara merajuk yang maut, mereka mencoba mendapatkan hati para warga supaya memberikan suara untuk menjadikannya sebagai wakil rakyat bagi mereka. Buat anda yang membaca artikel ini, saya harap jangan sampai berpikir picik untuk memberikan suara saat pemilu nanti.

Lihatlah "sampah2" berserakan yang menghiasi pinggir jalan, tembok2 kosong, baliho2 besar, atau mungkin anda pernah mendapat selebaran berisi persuasi memilih seseorang dalam pemilu esok ? Di sekitar rumah saya yang lumayan kampungan, dibawah kaki Gunung Merapi, dalam rentang jarak 1 kilometer saja saya menemukan lebih dari 500 benda berhubungan dengan caleg dan partai peserta pemilu, dengan lebih dari 60 orang dengan nama berbeda, partai berbeda, dan tingkat daerah yang berbeda pula. Bagaimana dengan yang di kota sana, atau di Jakarta yang notabene menjadi pusat pemerintahan Indonesia ?

Selain didukung dari segi apapun oleh partai yang dianut, sang caleg juga berani merogoh kocek sendiri atau berhutang pada pihak ketiga, sebagai akomodasi untuk menarik perhatian massa. Meskipun kini peraturan tentang money politik semakin ketat, toh mereka masih juga berani berbuat yang tidak2 untuk mencari massa.
Intinya selama massa masih mencari caleg atau partai mana yang memberi mereka insentif pribadi ke kantong masing2 sebagai sistem jual beli suara kepada sang caleg.

Jadi meskipun sudah terlambat, apakah anda tertarik untuk mencalonkan diri sebagai wakil rakyat ? Politik itu nggak kotor, nggak jahat, yang kotor dan jahat adalah oknum2 yang ada didalamnya. Maaf saja buat nama2 yang saya singgung dalam artikel ini, bukan maksud mencari masalah, cuma ingin memberi pandangan lain buat kalayak luas.

Maju Indonesia !! Sukseskan Pemilu 2009 dengan adil, bijaksana dan damai !!!

Sunday, February 15, 2009

Ponari : Hasil eksploitasi anak ?

Blow up-nya pemberitaan tentang Ponari, si dukun cilik dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur adalah bukti dari betapa masyarakat Indonesia memang begitu peka dengan berita yang berbau mistik dan gaib, apalagi yang murah bahkan gratis.
Bagaimana masyarakat menterjemahkan keajaiban alam sebagai sesuatu yang mikro, dan menjadikannya suatu hal yang mistik dan sakral adalah budaya yang mengakar sejak sebelum Waki Sanga menyebarkan ajaran Islam.

Seandainya saja mereka bisa mengartikan keajaiban tentang Ponari yang mendapat batu ajaib setelah disambar petir itu sebagai sebuah keagungan Tuhan yang tentunya adalah hal yang mudah bagi-Nya. Dengan begitu keimanan kita akan lebih kuat kepada-Nya. Bukan justru menyembah hasil dari keagungan Tuhan !!

Terlepas dari bergesernya pengertian masyarakat terhadap makna keagungan Tuhan yang dianugerahkan kepada Ponari. Maraknya warga yang berduyun-duyun datang ke rumah Ponari dengan tujuan mencari alternatif pengobatan ini menunjukkan bahwa masyarakat pada dasarnya sangat membutuhkan pengobatan yang murah dan mudah. Dan itu masih belum bisa didapatkan di Indonesia. Jangankan pada hari2 biasa, di masa kamanye Pemilu 2009 saat banyak partai dan caleg mencoba "menjilat" warga, kesehatan merupakan suatu hal yang mahal bagi masyarakat Indonesia yang ada umumnya berisi oleh kaum menengah ke bawah.
Dan ironisnya pemerintah seakan tidak pernah peduli dan tidak belajar dari setiap kejadian di negara ini.
Omong kosong yang diutarakan dalam iklan partai di televisi yang menyatakan kepuasan masyarakat pada kepemerintahan sekarang ini adalah karangan belaka. Lihatlah harga yang terus merangkak naik meski BBM sudah diturunkan 3 kali, pengangguran tetap bejibun, angka kemiskinan masih dalam grafik pertambahan ...

Mengapa sulit sekali mendapatkan fasilitas kesehatan memadai yang murah ya ? Kemana larinya subsidi kesehatan yang dijanjikan dulu ?

Dan kebetulan eksploitasi keluarga si bocah bernama Ponari ini bisa menyamai strategi marketing milik perusahaan besar yang telah maju dan kebetulan sekarang sedang diusingkan oleh krisis ekonomi global.
Apa sih hebatnya Ponari itu? apa kesaktian dari batu petir itu? kenapa pemikiran irasional masih begitu lekat di masyarakat kita ?

Ditinjau dari segi kesehatan secara medis modern dan logika saja "keajaiban" batu milik Ponari itu bisa segera dimentahkan.
Jangankan minta sembuh dari penyakit lamanya, dengan dicelupkan batu "ajaib" itu yang entah tidak tahu habis diakai apa, kita tidak tahu berapa banyak kuman yang menempel pada batu atau tangan Ponari.
Dengan situasi menghadapi ribuan pasien seperti itu, ahli pengobatan manapun takkan sanggup mengatasi dengan sempurna. Bahkan dukun yang dibantu jin sekalipun, jin juga punya batas kekuatan. Apalagi Ponari yg sekedar anak2.
Tindakan yang semakin irasional dengan mencampur air dengan lumpur dari kamar mandi milik keluarga Ponari pun semakin menggila. Apa yang diharapkan dari sejumput tanah becek yang kotor dan menjijikkan. Hanya nabi dengan mukjizat Allah SWT yang bisa mengubahnya menjadi obat.

Bagaimana sika pemerintah dengan fenomena bodoh kali ini ?

Saturday, February 14, 2009

Valentine : Bunga - Cokelat - Boneka - Kondom?

Hari ini adalah tanggal 14 Februari pas, atau 20 menit telah meninggalkan 13 Februari. dan menurut tren yang ada di jaman sekarang, hari ini adalah hari Valentine, alias hari kasih sayang.

Seperti apa yang sudah saya bahas dalam posting saya sebelum ini, Valentine pada dasarnya adalah kontroversi antara gereja Khatolik versus kepercayaan ritual kuno dari bangsa romawi yang masih beraroma pagan.
Tapi lupakan panasnya kontroversi di masa lalu itu. Kini kita tinggal menikmatinya dengan konsep baru, yaitu mengekspresikan cinta pada orang lain yang kita cintai.
Dalam konteks ini, Valentine semakin dipersempit maknanya dengan merujuk bahwa cinta itu hanya milik para pasangan kekasih yang sedang dimabuk asmara.

Seperti strategi marketing ala Jepang dengan Giri-Choko, setiap toko berusaha mengeruk keuntungan dengan hegemoni yang muncul setiap bulan Februari ini. Pernak-pernik berwarna pink atau merah muda, berbentuk hati, cokelat, buket bunga, dll. Adalah sebuah bentuk dari betapa konsumtifnya masyarakat kita (tapi gak cuma di Indonesia lho). Inilah yang dianggap sebagai pemikiran yang menyesatkan dan salah satu hal yang menjadi pertentangan dalam pandangan Islam.

Bukan masalah jika hanya sekotak cokelat, satu buket bunga, sebuah boneka, atau makan malam yang super romantis. Itu masih sekedar memberi asumsi pemborosan dan kekanak-kanakan.
Yang jadi maslah adalah bahwa biasanya (saya tidak memastikan lho ...), di malam hari Valentine, omset penjualan alat kontrasepsi berupa kondom juga meningkat. Gak usah berpikir bahwa kondom yang dicari warna pink dan berbentuk hati. Apakah Hari Valentine juga berarti menghalalkan hubungan badan diluar nikah?
Sekali lagi ini menjadi tradisi dan pemikiran yang patut dibenahi.

Para pria yang berpikir untuk "memetik bunga" dari kekasihnya sebagai hadiah keromantisan malam Valentine, atau para perempuan yang terbuai keromantisan tersebut dan rela "mahkotanya" dipetik sebelum saatnya. Betapa dunia ini menjadi semakin gila dan tak terkendali.

Apa peranan pemerintah untuk hal yang seperti ini? Jangankan mengantisipasi tradisi momental seperti ini, kegiatan mesum disetiap hari aja masih kesulitan untuk mengatasinya.
Jadi, semua ini dikembalikan pada pribadi masing2 pencinta yang ingin merayakan Valentine bersama kekasihnya.
Rasanya jadi seperti perbincangan tanpa solusi ketika akhirnya dikembalikan pada pribadi masing2. Semua kesalahan dan kebodohan selalu harus dikembalikan pada pribadi masing2, Apa nggak ada solusi lebih cerdas? (Ada pendapat? ....)

Valentine, seperti setangkai bunga mawar. Indah dilihat, baunya enak, tapi memiliki duri yang tajam.

Wednesday, February 11, 2009

Happy Valentine day

Sudah beberapa hari aku nggak turun dari gunung, ngendon di rumah, didepan komputer ataungajar les. Nyari duit online dan reality. Rasanya seperti sudah berabad-abad aku nggak merasakan peradaban dunia modern.
Begitu turun gunung, langsung disuguhi dengan merebaknya nuansa pink alias merah jambu alias merah muda. Ada apa gerangan?

Masuk ke sebuah toko, terdapat konter khusus untuk cokelat dengan berbagai macam merek dan kemasan. dan yang dipajang paling depan adalah cokelat dengan kemasan berbentuk hati dan berlabel "SELAMAT HARI VALENTINE" atau "HAPPY VALENTINE", ato yang lebih sangar lagi "WILL YOU BE MY VALENTINE?". Gila, aku memang sudah tertinggal dari peradaban modern.
Bulan ini bulan Februari dan seperti biasa, orang2 mulai mencari cara untuk mengekspresikan apa yang perlu dirayakan dipertengahan bulan ini, 14 Februari : Hari Valentine. Katanya sih berarti hari kasih sayang. Apa benar? kok aku nggak pernah merasakannya? Apa karena 8 tahun ini aku jomblo? (sepicik itukah arti kasih sayang?).

Valentine menurut apa yang diutarakan dalam sejarah yang tercantum dalam Wikipedia, adalah sebuah hari dimana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya (tapi itu adalah budaya dari dunia barat).
Berawal dari sebuah hari raya Khatolik Roma didiskusikan di artikel Santo Valentinus. Tapi hari raya ini belum diasosiasikan sebagai pencitraan cinta yang romantis sebelum akhir abad pertengahan ketika konsep-konsep macam ini diciptakan.

Hari Valentine ini sekarang diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukaran notisi-notisi dalam bentuk "valentines". Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (sosok malaikat kecil bersayap penebar cinta). Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali hegemoni produksi kartu ucapan secara masal.

Sebuah kencan pada hari Valentine seringkali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah relasi serius. Sebenarnya valentine itu merupakan hari berbagi cinta, bukan hanya kepada pacar ataupun kekasih, Valentine merupakan hari terbesar dalam soal cinta dan bukan berarti selain valentine tidak merasakan cinta.

Hari raya ini lalu diasosiasikan dengan ucapan umum cinta platonik (itu2 aja) "Happy Valentine's", "Happy Val's day", "Be my Valentine", dll. Ungkapan seperti ini yang biasa diucapkan oleh pria kepada teman wanita mereka, namun jarang kepada teman pria lainnya. Kecuali kedua-duanya adalah kaum homoseksual.

Sejarah Hari Valentine
Pembentukan makna pertengahan bulan Februari dengan cinta dan kesuburan sudah ada sejak dahulu. Menurut sejarah kalender Yunani kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.

Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai bagian dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus meyembahkan korban kambing kepada sang dewa dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan lari-lari di jalanan kota Roma sembari membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Terutama wanita-wanita muda akan maju secara sukarela karena percaya bahwa dengan itu mereka akan dikarunia kesuburan dan bisa melahirkan dengan mudah.

Hari Raya Gereja
Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908), nama Valentinus paling tidak, bisa merujuk tiga saint atau santo (orang suci) yang berbeda:
* seorang pastur di Roma
* seorang uskup Interamna (modern Terni)
* seorang santo di provinsi Romawi Africa.

Hubungan antara ketiga santo ini dengan hari raya cinta romantis memang tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai para orang suci ini. Namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan Santo Valentinus. Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.
Ini berhubungan dengan pembunuhan karakter paganisme yang menjadi musuh besar Gereja Katholik pada jaman itu.

Hari raya ini sempat dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal-muasalnya bisa dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.

Valentinius
Catatan pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis adalah pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana dipercayai bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sang sastrawan Inggris Pertengahan ternama Geoffrey Chaucer pada abad ke-14. Ia menulis di cerita Parlement of Foules (“Percakapan Burung-Burung”) bahwa

For this was sent on Seynt Valentyne's day (“Bahwa inilah dikirim pada hari Santo Valentinus”)
Whan every foul cometh ther to choose his mate (“Saat semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya”)

Pada jaman itu bagi para pencinta sudah lazim untuk bertukaran catatan pada hari ini dan memanggil pasangan mereka "Valentine" mereka. Sebuah kartu Valentine yang berasal dari abad ke-14 konon merupakan bagian dari koleksi pernaskahan British Library di London. Kemungkinan besar banyak legenda-legenda mengenai Santo Valentinus diciptakan pada jaman ini. Beberapa di antaranya bercerita bahwa:

* Sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai orang suci, ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis "Dari Valentinusmu".
* Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, Santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka.
Pada kebanyakan versi legenda-legenda ini, 14 Februari dihubungkan dengan keguguran sebagai santo.

Tradisi Hari Valentine di negara-negara non-Barat
Di Jepang, Hari Valentine sudah muncul berkat usaha marketing besar-besaran, sebagai hari di mana para wanita memberi para pria yang mereka sukai (bahasa gaulnya : gebetan) dengan permen cokelat. Namun hal ini tidaklah dilakukan secara sukarela melainkan menjadi sebuah kewajiban, terutama bagi mereka yang bekerja di kantor-kantor. Mereka memberi cokelat kepada para teman kerja pria mereka, kadangkala dengan biaya besar. Cokelat ini disebut sebagai Giri-choko, dari kata giri (kewajiban) dan choco (cokelat). Lalu berkat usaha marketing lebih lanjut, sebuah hari balasan, disebut “Hari Putih”(White Day) muncul. Pada hari ini (14 Maret), pria yang sudah mendapat cokelat pada hari Valentine diharapkan memberi sesuatu kembali sebagai jawaban.

Di Indonesia, budaya bertukaran surat ucapan antar kekasih juga mulai muncul. Budaya ini cenderung menjadi budaya populer dan konsumtif karena perayaan valentine lebih banyak ditujukan sebagai ajakan pembelian barang-barang yang terkait dengan valentine seperti kotak cokelat, perhiasan dan boneka. Pertokoan dan media (stasiun TV, radio, dan majalah remaja) terutama di kota-kota besar di Indonesia gencar mengadakan acara-acara yang berkaitan dengan valentine.

Terlepas dari pro dan kontra sejarah tentang hari Valentine, ataupun boleh tidaknya umat Islam merayakannya, cinta tetap merupakan bagian dari hidup manusia sejak sebelum dilahirkan. Karena tanpa cinta, kita mungkin tidak terlahir di dunia.
Dan cinta diciptakan bukan untuk dinikmati sendiri sebagai obsesi (bisa2 malah jadi psycho). Berbagi cinta adalah wujud sosial kita terhadap sesama manusia secara umum, dan berbagi cinta kepada keluarga, sahabat, maupun kekasih secara khusus. Asal jangan suka membagi cinta.

Jadi, bagaimana cara kamu mengekspresikan cinta kamu untuk si dia atau keluarga kamu? Memberi sekotak cokelat, memberi kartu ucapan atau mengirim SMS?
Jangan sampai cinta kamu membeku dan berkarat (seperti aku, hiks ...hiks ...)

Thursday, February 05, 2009

Demokrasi yang mematikan

Kejadian yang belum lama terjadi di Medan, Sumatera Utara, menunjukkan bahwa masyarakat umum memang perlu mendapat tutorial politik yang intensif dan benar. Bukan pendidikan politik yang bergerak karena propaganda suatu partai politik atau individu yang mencalonkan diri menjadi legislatif daerah/pusat.
Betapa masalah pemekaran wilayah yang dituntut para mahasiswa Tapanuli untuk menjadikan Tapanuli sebagai provinsi sendiri yang terpisah dari rumah tangga Sumatera Utara, adalah aspirasi rakyat yang dilaksanakan dengan tergesa-gesa dan arogan.
Ini adalah salah satu bentuk pembentukan arti reformasi yang salah dimata masyarakat. mereka berpikir reformasi adalah kesempatan mengemukakan pendapat sebebas-bebasnya dan menuntut hak kebebasan tersebut dengan semaunya.
Jika bicara mengenai kebudayaan, Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda, dan persatuan adalah perisai. Jika warga Tapanuli merasa berbeda dengan warga Sumatera Utara pada umumnya, Lihatlah DKI Jakarta yang memiliki banyak perbedaan. Apa jadinya jika rakyat Betawi menginginkan provinsi sendiri ?
Jika membahas sentralisasi kekayaan alam dan anggaran pembangunan, itu bukan alasan yang kuat. Lihatlah Kabupaten Kulon Progo yang berada jauh dari pusat kota Provinsi Yogyakarta, kemana larinya kekayaan bijih besi yang mereka punya ? Toh mereka masih setia kepada DIY, tidak membelot dan berpindah ke Jawa Tengah atau menuntut otonomi sendiri.
Kematian H Abdul Azis Angkat adalah pemicu keputusan pasti dari pemerintah untuk menindaklanjuti permintaan rakyat. Keputusan yang tergesa-gesa dan terpaksa tentu saja akan menghasilkan sesuatu yang tidak maksimal.
Dan yang pasti, tragedi selasa 3 Februari 2009 yang lalu harus diusut tuntas, provokator terjadinya kerusuhan dalam penyuaraan aspirasi rakyat.
Aspirasinya nggak salah kalo punya argumen dan dasar tujuan yang kuat dan tepat, tapi kalo cara penyampaiannya nggak tepat, ... wah itu namanya nglunjak. Proposal bisa ditolak mentah-mentah.