Review/preview - Issue - News - Comments - Mind words

Tuesday, May 19, 2009

Konspirasi Politik Kontroversi

Pemberitaan mengenai persiapan pemilihan presiden Indonesia 2009 - 2014 sedang memenuhi beberapa media massa dan layar kaca, bersaingan dengan pemberitaan isu2 selebriti kita.
Tarik ulur kesepakatan, konspirasi antar pihak, politik dagang sapi : lu jual gue beli, sampai intrik2 tak kasat mata para kuli berita.
Sepertinya, Indonesia sedang berkiblat pada adegan2 kontroversi yang mampu menarik begitu banyak perhatian publik. Lihat betapa kasus Antasari Ashar begitu mencengangkan hukum Indonesia yg sedang belajar.

Isu tarik ulur PKS dari koalisi dng partai Demokrat, perpecahan di kubu PAN, gegap gempita suasana pendaftaran JK-Win, hingga panas dan alotnya kesepakatan yg akhirnya sukses menjadi Mega-Pro.
Seperti panggung sandiwara di kancah politik, bersaing dengan sinetron2 Indonesia yg nggak bermutu. Indonesia masih dalam tahap pembelajaran politik dan demokrasi, jadi sah-sah saja jika blunder sana-sini, lompat sana-sini, dengan tujuan mencari posisi aman dan terjamin.

Siapa bilang PKS haus kekuasaan dan terlalu memikirkan pemilu 2014 ? Tentu saja semua pihak yg bertanding sangat haus kekuasaan, karena mereka semua bertanggung jawab dng janji2 mereka. dan bagaimana mereka bisa bertanggung jawab kalo tidak punya kuasa utk itu.

Siapa bilang PAN sudah pecah? mereka hanya berbagi sikap politik untuk mendapatkan posisi aman dan empuk. Untuk apa membeli Pizza Hut yg mahal kalo cuma dapat sedikit? kita bisa membeli bakso, mie ayam, sate, soda gembira, es teler dng total harga yg sama.

Lalu untuk apa semua drama politik itu?
Tentu saja semua itu hanya intrik untuk menyedot banyak perhatian publik, agar membekas dihati betapa perjuangan koalisi "demi rakyat" yg mereka bangun itu sangat berat.
Gegap gempita JK-Win yg begitu menunjukkan seolah mereka cekatan dan tangkas mengelola pemerintahan secekatan mereka mendaftar di KPU. Iring-iringan pendukung mereka tak ubahnya karnaval yg sok pamer.
SBY-Berbudi begitu halus membuat kontroversi dng memainkan koalisi seolah bubar, lalu kembali lagi. Bukankah ini seperti drama cinta remaja, ketika sebuah pasangan diuji hingga nyaris putus, tapi akhirnya tetap utuh dan bahagia selamanya. fuh ...
Tampaknya Mega-Pro sedikit kalah dalam beradu kontroversi untuk menarik perhatian publik. Alotnya kesepakatan antara Megawati dan Prabowo seperti cerita cinta segitiga. Sayangnya, terlalu banyak cerita semacam itu, dan penonton sudah jenuh dng alur cerita seperti itu.

Akhir kata, kembali kepada kita warga Indonesia yg cerdas dan bijaksana. Tentukan pilihan anda dengan cermat. Karena pertaruhan kita untuk selama 5 tahun ke depan akan lebih berat.
Jangan berpendapat memilih calon yg paling sedikit kisah kelam/kontroversi-nya, karena mereka semua sama2 manusia yg juga punya catatan kelam, dan kekurangan seperti kita.

Maju Indonesia !!

Wednesday, May 06, 2009

Setelah KPU, giliran KPK ...

Gegap suasana pasca PEMILU 9 April 2009 mulai surut terdengar. Setelah hasil perhitungan digital yg berbeda dengan hasil perhitungan secara manual. Yg salah yg mana?
Sekarang perhitungan hasil pemilu dilakukan secara tertutup di kantor pusat KPU di Jakarta, setelah selama beberapa hari dibuka. Partai Demokrat memimpin secara ironis diperhitungan digital. Ini berkat buaian strategi BLT yg melenakan para konstituen. Akhirnya masyarakat lebih memilih siapa yg mampu memberi mereka kenyamanan secara finansial, bukan jaminan masa depan negara.
Yg nggak jauh dari prediksi, PDI-P bergelora diperhitungan manual. Secara eksplisit akan jelas2 terlihat bahwa simpatisan fanatik (entah itu simpatisan rasional ato simpatisan buta) PDI-P diseluruh Indonesia menjadi paling kuantitatif. Ironi tentang seorang wanita dan seekor banteng liar.

Tapi semarak dan gaung perhitungan hasil pemilu itu kian surut terdengar, dan porsi berita di media massa pun makin berkurang. Ada apa? Apa warga Indonesia sudah pesimis dan apatis dengan hasil dari pemilu terkacau sepanjang sejarah Indonesia ini?
Ternyata kekacauan kinerja KPU telah ditutupi oleh borok KPK yang terkuak dengan sukacita dan penuh kerelaan oleh sang ketua, Antasari Ashar.

Setelah memberi dobrakan dahsyat di dunia persilatan pemberantasan korupsi di Indonesia, setelah menggiring beberapa nama besar ke hadapan meja hijau dengan kasus2 menghebohkan, kini giliran sang ketua "the coruptor slayer" ini yg tersangkut kasus lumayan heboh. Tersangka dalang pembunuhan .... What a h*** was going on?

Seperti retorika permainan kata2 verbal yg pernah aku tanyakan pada teman2 ku dulu. Kalo "Razia Senjata Tajam", berarti yang dirazia adalah orang2 bersenjata tajam. Sedangkan "Razia Premanisme, berarti yg dirazia adalah preman2 yg berkeliaran.
Sekarang, dikantor polisi lalu lintas ada papan bertuliskan "Razia Polisi". Itu yang dirazia apa? siapa? kenapa? bagaimana?
Apakah polisi juga patut dirazia karena dikawatirkan melakukan tindakan2 yg berbahaya bagi korps, nusa - bangsa dan keluarga?

Jadi mungkin perlu diadakan sidak dadakan seperti yg sempat digalakkan KPK terhadap beberapa institusi pemerintah. Semestinya KPK sendiri juga perlu untuk disidak, karena nggak menutup kemungkinan bahwa setiap lini unsur pemerintahan memiliki peluang untuk diselewengkan.

Terlepas dari tindakan preventif tentang penyelewengan apapun di pemerintah, bagaimana dengan kasus besar yang sedang menimpa lembaga pemerintah tersebut. Tersiar kabar bahwa kasus ini membawa motif asmara dan wanita ...

fiuh, setelah KPU (Komisi Paling Upil), sekarang giliran KPK (Komisi Pengganggu kredibilitas) ...